PANGANDARAN, sebagai objek wisata pantai yang berhadapan langsung dengan Samudra Hindia, Pantai Pangandaran pernah diguncang gempuran tsunami pada Juni 2006. Namun, objek wisata andalan Ciamis, Jawa Barat, itu dengan cepat pulih. Kini pariwisata di pantai yang dikenal sebagai Bali kedua tersebut sudah kembali marak.
Menjadi daerah otonomi baru, Kabupaten Pangandaran bakal berbenah. Pantai Pangandaran yang indah itu akan dijadikan sebagai Bali keduanya. Betapa tidak, dengan Pantai Sunrise dan Sunset yang Hanya Berjarak 500 meter Pantai Pangandaran sangat indah.
Bahkan, kini lebih mudah dan cepat mencapai lokasi wisata itu. Kalau sebelumnya dari Jakarta diperlukan waktu 8-9 jam, kini cukup 6-7 jam. Itu tidak lepas dari beroperasinya tol Cikampek-Purwakarta-Padalarang (Cipularang). Satu-satunya tantangan adalah Jalan Nagreg yang di hari-hari tertentu menjadi biang kemacetan.
Yang berasal dari Timur (Jawa Tengah atau Jawa Timur) lebih mudah mencapai dengan naik kereta api dan turun di Stasiun Banjar. Dari stasiun tersebut, hanya diperlukan waktu 45 menit dengan mobil.
Tidak berlebihan Pangandaran dijuluki sebagai Bali kedua. Sebab, pantai yang menghadap ke timur dan ke barat cukup berdekatan. Layaknya Pantai Sanur di sisi timur Bali dan Pantai Kuta di sisi baratnya.
Keunikan itu tidak lepas dari bentuk geografis Pangandaran yang berupa semenanjung, mirip leher manusia. Yang menjadi kepalanya adalah Cagar Alam Pananjung. Dengan bentuk seperti itu, pengunjung Pangandaran bisa dengan mudah menikmati matahari terbit (sunrise) di pantai timur dan matahari terbenam (sunset) di pantai barat. Jarak kedua pantai hanya 500 meter.
Meski berhadapan dengan Samudra Hindia, karakteristik pantainya landai. Berbeda dari pantai di selatan Pulau Jawa yang lazimnya bertebing. Kondisi tersebut memungkinkan wisatawan untuk menikmati berbagai atraksi. Seperti parasailing, jet ski, wind surfing, scuba diving, dan snorkeling. Mereka yang berkunjung pada Juni atau Juli bisa menikmati festival layang-layang internasional.
Di Cagar Alam Pananjung, para wisatawan dapat mengintip banteng, rusa, dan hewan lainnya, lengkap dengan keindahan cagar alam yang terjaga kelestariannya. Luas kawasan itu mencapai 530 hektare. Pengunjung juga bisa menikmati flora dan fauna langka, seperti bunga raflesia padma, banteng, rusa, dan berbagai jenis kera. Selain itu, terdapat gua-gua alam dan gua buatan.
Konon, Pananjung adalah pusat Kerajaan Galuh Pangauban sekitar abad XIV Masehi. Rajanya yang terkenal adalah Prabu Anggalarang. Kerajaan Pananjung hancur karena diserang para bajo (bajak laut). Penyebabnya, pihak kerajaan tidak bersedia menjual hasil bumi kepada mereka.
Secara keseluruhan, pantai selatan Ciamis memang menawarkan banyak objek wisata selain Pangandaran. Sebut saja Pantai Karang Nini, Lembah Putri, Karang Tirta, Batu Hiu, Green Canyon, Batu Karas, Keusik Luhur, dan Citumang.
Green Canyon yang memiliki nama asli Cukang Taneuh atau Jembatan Tanah merupakan terowongan raksasa sepanjang kurang lebih 100 meter dengan tebing-tebing terjal yang dipenuhi stalagmit dan stalaktit bergantungan seperti tombak. Sebelum memasuki terowongan, perjalanan dengan perahu akan menyusuri sungai yang kiri dan kanannya berupa lembah serta pepohonan besar.
Sedangkan Batu Hiu adalah batu besar berwarna hitam mirip ikan hiu yang sedang berenang jika laut pasang. Tempat itu acap kali diziarahi oleh mereka yang ingin menjadi sinden (penyanyi) beken atau penabuh gamelan tersohor. (dar)

0 komentar:

Posting Komentar